Tuesday, January 31, 2006

Selamat Tahun Baru 1427 H

Rasa Syukur Kita Sampaikan Pada ALLAH,
Penguasa segala yang Hidup
Yang telah menghujani kita dengan berbagai macam nikmat.
Nikmat hidup salah satunya.

Di tahun baru ini
Sepantaslah kita untuk merefleksikan diri.
Apakah yang sudah di lakukan selama di dunia ini?
Sudahkah kita melaksanakan segala perintah-NYA,
ataukah kita lupa dan terbuai
dengan kehidupan yang fana ini.

Monday, January 30, 2006

Hikmah Al Qur'an dan Hadist

Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran. (QS.Al Mu’min:58)

Rasulullah saw ditanya tentang pahala puasa hari Asyura, beliau menjawab:”Menghapus dosa-dosa tahun yang lalu”. (HR.Muslim)

Manusia secara individu dan masyarakat dewasi ini hanya mengutamakan pendapatan dan peningkatan taraf hidup dan tidak memperdulikan kehidupan yang lebih mulia yaitu kehidupan akhirat. (Ulama)

Serombongan orang menjenguk kawan mereka yang sedang sakit dan mereka terlalu lama mengerumuni yang sakit itu. Ketika akan pergi mereka berkata kepadanya:”Berpesanlah sesuatu kepada kami”. Yang sakit itu berkata:”Aku berpesan jika kalian menjenguk saya lagi jangan terlalu lama”. (Arif Bijak)

Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman. (QS. Al Mu’min:59)

Ngaji Online Yuk

Mau ngaji and belajar memahami Al Qur'an secara online? Surat dan ayat disajikan secara acak dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Coba tengok di Sini dan untuk menampilkan surat atau ayat yang lain dapat menekan tombol refresh di layar komputer anda atau klik tombol Refresh.

Friday, January 27, 2006

Tausiah

Tausiah adalah menyampaikan nasihat kepada orang lain untuk kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Menjalankan misi tausiah merupakan upaya Muslim untuk tidak dicap Allah SWT sebagai orang yang merugi dalam kehidupan.
Allah SWT berfirman, ''Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian kecuali orang yang beriman dan beramal saleh, saling menyampaikan tausiah (nasihat-menasihati) dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.'' (QS Al 'Ashr: 1-3).

Tausiah dapat memiliki beberapa bentuk.

Ia dapat berupa sikap saling menasihati untuk mempertahankan kebenaran, mengajak, dan membelanya.
Ia juga dapat berupa ajakan untuk sabar dalam menjalankan kebenaran, menanggung kesulitan, dan menghadapi musibah.
Musibah dapat berbentuk ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, diri, dan buah-buahan. Orang yang mampu sabar ketika menghadapi kesulitan dan musibah mendapat apresiasi yang tinggi dari Allah SWT.
Dalam QS. Al Baqarah : 155 Allah SWT berfirman, ''Dan sungguh Kami menguji kamu dengan sesuatu berupa rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, diri, buah-buahan dan beri kabar gembiralah orang-orang yang sabar.''

Tausiah ini bisa pula berupa ajakan untuk tidak tergoda dan mundur dari kebenaran, meskipun dijanjikan hadiah yang besar dan banyak.

Ada juga sabar dalam menjalankan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, seperti ketika shalat, puasa, zakat, dan haji. Di samping itu, sabar menghindarkan diri untuk tidak terjerumus pada kemaksiatan dan memperturutkan syahwat.

Menyampaikan tausiah selalu memerlukan kerja keras (mujahadah) karena dia merupakan sesuatu yang sulit dan berat.

Hal ini disebabkan banyak rintangan dan tantangan dari orang-orang yang akan menghalangi. Dari yang paling sederhana misalkan cemohan kepada kita sebagai orang yang sok suci, jangan munafik, bau syurga, dll… hingga berbagai fitnah dan jalan kekerasan untuk menggagalkan semua usaha tausiah kita.
Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Jalan ke surga dipenuhi dengan kesulitan, dan jalan ke neraka dipenuhi dengan syahwat.'' (HR Muslim). Oleh karena itu, tausiah harus dilandaskan atas kesabaran dan do’a kepada-Nya.

Marilah kita mulai menebar tausiah melalui media apapun dengan sesama muslim di kantor, di sekolah, keluarga, dan masyarakat, supaya kita tidak menjadi orang yang merugi dalam hidup ini.

Sungguh kita akan menyesal ketika sadar bahwa kesibukan kita bekerja dan bermasyarakat hanyalah untuk mengejar karir, nafsu, dan uang… tanpa upaya saling menasihati dan mengigatkan dalam kebenaran serta kesabaran.
Semoga kita diberikan kekuatan dan kesabaran untuk senantiasa saling bertausiah di antara kita. Amin.

(Sumber: Hikmah Republika)

Saturday, January 21, 2006

Istighfar

Istighfar, kalimat yang sangat pendek, tapi memiliki makna yang sangat dahsyat, sangat dalam, sangat indah dalam hidup kita.
Istighfar memiliki dua makna.

Yang pertama, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal 'adzim, berarti kita minta ampun kepada Allah, minta dimaafkan kesalahan kita, minta ditutupi aib-aib kita.
Semakin sering kita beristighfar maka semakin bersih diri kita dari dosa, dari kesalahan, dari aib-aib.
Karena itu Allah sangat menyukai hamba Allah yang terus beristighfar.
Karena tidak satu pun di antara kita yang bersih dari dosa, maka istighfar adalah kewajiban dan kebutuhan kita, agar Allah mengampuni dosa kita, memaafkan kesalahan kita dan menutupi aib kita.

Yang kedua, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal 'adzim, berarti kita minta kepada Allah, mohon kepada Allah, amat sangat, agar Allah memperbaiki hidup kita, menguatkan aqidah kita, membuat kita nikmat dalam ibadah khusyuk, menjadikan akhlaq kita mulia. Subhanallah.
Satu ucapan tetapi memiliki dua keinginan.
Karena itu tidak heran hamba Allah yang sungguh-sungguh beristigfar tampak dalam kehidupannya, semakin berkah, semakin membawa kebaikan dan perbaikan, semakin bahagia, tenang, senang, menyenangkan, di dunia dan di akhirat.
Karena itu Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang melazimkan, mendawamkan dirinya selalu beristighfar kepada Allah, maka Allah mudahkan saat ia sulit, Allah gembirakan saat ia sedih,dan Allah beri rezki dari jalan yang tidak pernah ia duga."

Kemudian dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman, "Beristighfarlah kepada Tuhanmu - sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun - niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai". (QS. Nuh:10-12)

Beristighfarlah kita kepada Allah, niscaya Allah turunkan musim hujan yang berat.
Allah mudahkan kita mendapatkan rezeki. Allah hadirkan di tengah kita anak-anak kita, generasi-generasi yang sholeh, generasi robbani.
Kemudian Allah makmurkan negeri kita, Allah sejahterakan kita. Allahu Akbar.

Jadi, istighfar bukan hanya kewajiban, tapi kebutuhan kita.
Karena itulah Rasulullah SAW, beliau tidak bangun dari tempat tidur beliau, kecuali beliau beristighfar 70 kali, dalam hadits lain 100 kali.
Padahal dia ma'sum, dijamin masuk surga, bebas dari dosa, (tapi) begitu hebat istighfarnya kepada Allah.
Apalagi kita yang banyak dosa.
Astagfirullahal 'adzim, ampunilah dosa kami ya Allah.. tutupi aib kami.... betapa selama ini kami mudah tergelincir dalam dosa namun tak bersegera memohon ampun kepada-Mu.